Kamis, 15 Oktober 2015

Etika Bisnis

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Bisnis juga terikat dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak masalah timbul dalam hubungan dengan bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf internasional. Walaupun terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma etika, namun dua macam hal itu tidak sama. Ketinggalan hukum, dibandingkan dengan etika, tidak terbatas pada masalah-masalah baru, misalnya, disebabkan perkembangan teknologi.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan wajar pada masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Berbagai hal tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh para pebisnis yang ingin menguasai pasar. Selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis, antara lain untuk memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga faktor tersebut merupakan alasan yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran etika dengan berbagai cara.



B.     Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka kami mendapatkan batasan dan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana prinsip-prinsip dari etika bisnis?
2.      Bagaimana tujuan dari etika bisnis?
3.      Bagaimana peran etika bisnis?
4.      Faktor-faktor apa saja yang membuat pebisinis melakukan pelanggaran etika bisnis?

C.    Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan yang utuh, komprehensip dan mendalam tentang etika dalam berbisnis dengan berbagai prinsip dan tujuannya.

D.    Manfaat Pembuatan Makalah
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca khususnya para calon pebisnis memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh mengenai prinsip-prinsip, tujuan, serta peran etika bisnis sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis yang real di masyarakat pada umumnya.

E.     Metode Pembuatan Makalah
Kami membuat makalah ini dengan beberapa metode antara lain :
a.       Kepustakaan yaitu mencari buku-buku yang berkaitan dengan materi yang kami bahas.
b.      Pencarian ilmu dan teori yang berkaitan dengan materi yang kami bahas melalui Internet









BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta ethaEthos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk  jamak  inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Untuk menganalisis arti-arti etika, dibedakan menjadi dua jenis etika (Bertens, 2000):
1.      Etika sebagai Praktis
a.       Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan walaupun seharusnya dipraktekkan.
b.      Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.
2.      Etika sebagai Refleksi
a.       Pemikiran moral à berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b.      Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai objeknya.
c.       Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang.
d.      Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.

2.      Pengertian Bisnis
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang  atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis katabisnis dari bahasa Inggris “business”, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Di dalam melakukan bisnis, kita wajib untuk memperhatikan etika agar di pandang sebagai bisnis yang baik.  Bisnis beretika adalah bisnis yang mengindahkan serangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari hati nurani, empati, dan norma. Bisnis bisa disebut etis apabila dalam mengelola bisnisnya pengusaha selalu menggunakan nuraninya.
Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis menurut para ahli :
v  Allan afuah (2004) 
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di dalam industry
v  T. chwee (1990)
Bisnis merupaka suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.
v  Grifin dan ebert
Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. 

3.      Pengertian Etika Bisnis
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Berikut ini beberapa pengertian etika bisnis menurut para ahli :
v  Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.

v  Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (2000:80), etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
v  K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogjakarta: Penerbit Kanisius, 2000, Hal. 5), Etika Bisnis adalah pemikiran refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis
v  Velasquez, 2005,  Etika Bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
v  Hill dan Jones, 1998,  Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang  terkait dengan masalah moral yang kompleks.
v  Steade et al (1984: 701) dalam bukunya ”Business, Its Natura and Environment An Introduction”).Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan  dan cara membuat keputusan bisnis.
v  Business & Society - Ethics and Stakeholder Management, Caroll&Buchholtz, Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat
v  Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Journal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
1)      Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2)      Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3)      Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
1)      Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
2)      Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
3)      Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak – pihak yang melakukannya.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1)      Pengendalian diri
2)      Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3)      Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4)      Menciptakan persaingan yang sehat
5)      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6)      Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7)      Mampu menyatakan yang benar itu benar
8)      Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9)      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10)  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11)  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

4.      Perkembangan Etika Bisnis
Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
1.      Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.      Masa Peralihan: tahun 1960-an
Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3.      Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an
Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4.      Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an
Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebutEuropean Business Ethics Network (EBEN).
5.      Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an
Tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia.Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di

5.      Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Adapun prinsip-prinsip etika bisnis yaitu sebagai berikut :
1.      Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya. 
2.      Kesatuan (Unity)
Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep yang memadukan keseluruhan aspek aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen,serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
3.      Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis,tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.Kepentingan individu dibuka lebar.Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
4.      Kebenaran (kebajikan dan kejujuran)
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat,sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi ,kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.
5.      Prinsip keadilan / Keseimbangan (Equilibrium)
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
6.      Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.
7.      Tanggung jawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya. secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.

6.      Tujuan Etika Bisnis
6.1.Tujuan Etika Bisnis
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks.
Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia dan peraturan-peraturan yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut:
a)      Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak etis.
b)      Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia bisnis, tetapi juga metematika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisasi atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.
c)      Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan.
d)     Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.

6.2.Kendala-kendala Dalam Pencapaian Tujuan Etika Bisnis

Pencapaian tujuan etika bisnis di Indonesia masih berhadapan dengan beberapa masalah dan kendala. Keraf(1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:

1.      Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah.

Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.

2.      Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan.
Konflik kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang dianutnya atau antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan praktik bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat. Orang-orang yang kurang teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal karena mereka mengejar tujuan dengan mengabaikan peraturan.
3.      Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil.
Hal ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit politik, yang di satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi kesempatan bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna memperoleh keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
4.      Lemahnya penegakan hukum.
Banyak orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan bisa bebas berkeliaran dan tetap memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk memotivasi pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.
5.      Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode etik bisnis dan manajemen.
Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya belum secara khusus menangani penyusunan dan penegakkan kode etik bisnis dan manajemen.

7.      Peran Etika Bisnis
Adapun etika bisnis  perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :
a)      Memiliki produk yang baik
b)      Memiliki managemen yang baik
c)      Memiliki Etika
Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan etika.
1)      Sudut pandang ekonomis.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
2)      Sudut pandang etika
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan boleh1 dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.
3)      Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran. Bahkan pada zaman kekaisaran Roma, ada pepatah terkenal : “Quid leges sine moribus” yang artinya : “apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas “.

8.      Fungsi Etika Bisnis Terhadap Perusahaan
Setelah mengetahui betapa pentingnya etika yang harus diterapkan pada perusahaan bisnis, tentunya etika memiliki fungsi yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan itu sendiri. Permasalahan etika bisnis yang terjadi di perusahaan bervariasi antara fungsi perusahaan yang satu dan fungsi perusahaan lainnya. Hal ini terjadi karena operasi perusahaan sangat terspesialisasi dalam berbagai bidang profesi, sehingga setiap fungsi perusahaan cenderung memiliki masalah etika tersendiri. Berikut ini akan dibahas berbagai permasalahan etika bisnis yang terjadi di beberapa bidang fungsi perusahaan, yaitu: etika bisnis di bidang akuntansi (accounting ethics), keuangan (finance ethics), produksi dan pemasaran (production and marketing ethics), sumber daya manusia (human resources ethics), danteknologi informasi (information technology ethics) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)      Etika bisnis di Bidang Akuntansi (Accounting Ethics)
Fungsi akuntansi merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan demikian kejujuran, integritas, dan akurasi dalam melakukan kegiatan akuntansi merupakan syarat mutlak yang harus diterapkan oleh fungsi akuntansi. Salah satu praktik akuntansi yang dianggap tidak etis misalnya penyusunan laporan keuangan yang berbeda untuk berbagai pihak yang berbeda dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan keuangan seperti itu. Dalam realita kegiatan bisnis sering kali ditemukan perusahaan yang menyusun laporan keuangan yang berbeda untuk pihak-pihak yang berbeda. Ada laporan keuangan internal perusahaan, laporan keuangan untuk bank, dan laporan keuangan untuk kantor pajak. Dengan melakukan praktik ini, bagian akuntansi perusahaan secara sengaja memanipulasi data dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan palsu tersebut.

b)      Etika bisnis di Bidang Keuangan (Financial Ethics)
Skandal keuangan yang berasal dari pelaksanaan fungsi keuangan yang dijalankan secara tidak etis telah menimbulkan berbagai kerugian bagi para investor. Pelanggaran etika bisnis dalam bidang keuangan dapat terjadi misalnya melalui praktik window dressing terhadap laporan keuangan perusahaan yang akan mengajukan pinjaman ke bank. Melalui praktik ini seolah-olah perusahaan memiliki rasio-rasio keuangan yang sehat sehingga layak untuk mendapatkan kredit. Padahal sebenarnya kondisi keuangan keuangan perusahaan tidak sesehat seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang telah dipercantik. Contoh lain pelanggaran etika keuangan misalnya melalui penggelembungan nilai agunan perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperoleh kredit melebihi nilai agunan kredit yang sesungguhnya.
c)      Etika bisnis di Bidang Produksi dan Pemasaran (Production and Marketing Ethics)
Hubungan yang dilakukan perusahaan dengan para pelanggannya dapat menimbulkan berbagai permasalahan etika bisnis di bidang produksi dan pemasaran. Untuk melindungi konsumen dari perlakuan yang tidak etis yang mungkin dilakukan oleh perusahaan, pemerintah Indonesia telah memberlakukan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-undang ini dijelaskan berbagai perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pelaku usaha. Antara lain, pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang:
(1)   tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyarakatkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)   tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.
(3)   tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.
(4)   tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan, atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket, atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
d)     Etika Bisnis di Bidang Teknologi Informasi (Information Technology Ethics)
Salah satu area yang memiliki pertumbuhan masalah etika bisnis paling besar di era 1990-an sampai awal tahun 2000 adalah bidang teknologi informasi. Hal-hal yang dapat memunculkan permasalahan etika dalam bidang ini meliputi: serangan terhadap wilayah privasi seseorang, pengumpulan, penyimpanan, dan akses terhadap informasi usaha terutama melalui transaksi e-commerce, perlindungan hak cipta yang menyangkut pembuatan software, musik, dan hak kekayaan intelektual.

9.      Faktor-Faktor Pebisnis Melakukan Pelanggaran Etika Bisnis
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya.
Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain:
a)      Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
b)      Mengejar Keuntungan dan Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish Interest)
c)      Ingin menambah mangsa pasar
d)     Ingin menguasai pasar.
e)      Pertentangan antara Nilai-Nilai Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal Values)
Dari factor-faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari produk tersebut. Iklan hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan produk iklan lain.

10.  Cara Mengatasi Perusahaan Yang Tidak Menerapkan Etika didalam Bisnisnya
Dalam etika bisnis apabila perilaku mencegah pihak lain menderita kerugian dipandang sebagai perilaku yang etis, maka perusahaan yang menarik kembali produknya yang memiliki cacat produksi dan dapat membahayakan keselamatan konsumen, dapat dipandang sebagai perusahaan yang melakukan perilaku etis dan bermoral.
Pada dasarnya kegiatan bisnis tidaklah hanya bertujun untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara melainkan perlu adanya perilaku etis yang diterapkan oleh semua perusahaan. Etika yang diterapkan oleh sebuah perusahaan bukanlah salah satu penghambat perusahaan untuk dapat berkompetisi dengan para pesaingnya melainkan untuk dipandang oleh masyarakat bahwa perusahaan yang menerapkan etika didalam perusahaan bisnis adalah sebagai perusahaan yang memiliki perilaku etis dan bermoral. Setidaknya terdapat tujuh alasan yang mendorong perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara etis yang akan dirangkum sebagai berikut:
1)      Meningkatnya harapan publik agar perusahaan menjalankan bisnisnya secara etis. Perusahaan yang tidak berhasil dalam menjalankan bisnisnya secara etis akan mengalami sorotan, kritik, bahkan hukuman. Sebagai contoh, Kongres Amerika Serikat memberlakukan Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act, atau yang dikenal dengan Sarbane-Oxley (Baron, 2006), setelah Kongres menemukan berbagai kelemahan tata kelola perusahaan yang terjadi di Enron dan Worldcom. Manipulasi keuangan yang dilakukan oleh Enron, tidak terlepas dari peran oknum-oknum Arthur Andersen yang bersama-sama dengan CEO Perusahaan Enron secara sengaja menyembunyikan fakta-fakta keuangan. Belajar dari kasus ini, kongres menerapkan Sarbanes Oxley Act di mana undang-undang baru ini menutupi berbagai celah hukum, misalnya dengan melarang akuntan publik yang sedang mengaudit perusahaan melaksanakan kegiatan konsultasi bagi perusahaan yang sama. Undang-undang juga menetapkan berdirinya sebuah lembaga independen yang diberi nama Public Company Accounting Oversight Board yang mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan akuntan.
2)      Penerapan etika bisnis mencegah agar perusahaan tidak melakukan berbagai tindakan yang membahayakan stakeholders lainnya. Sebagai contoh, Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah secara tidak profesional yang dilakukan oleh PD Kebersihan Kota Bandung di wilayah Leuwi Gajah Kabupaten Bandung telah mengakibatkan bencana longsornya sampah dengan volume sekitar 20juta meter kubik yang menimpa perumahan penduduk di sekitarnya sehingga 112 orang meninggal dunia dan kerugian material masyarakat sekitar tempat pembuangan sampah diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
3)      Penerapan etika bisnis di perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, sebuah studi yang dilakukan DePaul University menunjukkan bahwa “terdapat hubungan statistik yang signifikan antara pengendalian perusahaan yang menekankan pada penerapan etika dan perilaku bertanggung jawab di satu sisi dengan kinerja keuangan yang baik di sisi lain”. Dalam kasus lain, penerapan etika bisnis di perusahaan terhadap para manajer dan karyawan perusahaan berupa larangan minum alkohol bagi para pegawai, telah menurunkan biaya kesehatan dan meningkatkan produktivitas kerja.
4)      Penerapan etika bisnis seperti kejujuran, menepati janji, dan menolak suap dapat meningkatkan kualitas hubungan bisnis di antara dua pihak yang melakukan hubungan bisnis. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kepercayaan di antara pihak-pihak yang terlibat hubungan bisnis terhadap pihak lainnya. Sebaliknya apabila salah satu pihak tidak dapat dipercaya, maka pihak yang tidak dapat dipercaya ini akan diabaikan oleh mitra bisnisnya bahkan oleh komunitas bisnis secara umum.
5)      Penerapan etika bisnis agar perusahaan terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan karyawan maupun kompetitor yang bertindak tidak etis. Sebagai contoh, kejahatan pencurian uang perusahaan yang dilakukan pemilik dan pimpinan perusahaan merupakan faktor penyebab utama kebangkrutan perusahaan dibanding faktor-faktor lainnya. Demikian pula kegiatan damping yang dilakukan pesaing luar negeri merupakan perilaku tidak etis yang dapat merugikan perusahaan domestik.
6)      Penerapan etika bisnis perusahaan secara baik di dalam suatu perusahaan dapat menghindarkan terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja oleh pemberi kerja. Contohnya, perusahaan dianggap bertindak tidak etis apabila di dalam perusahaan terjadi diskriminasi besaran gaji yang diakibatkan oleh diskriminasi rasial. Perusahaan juga dianggap berlaku tidak etis apabila perusahaan tidak memberikan kesempatan kemajuan karier yang sama kepada tenaga kerja yang ada di perusahaan hanya karena terdapat perbedaan ras antara pekerja yang satu dengan pekerja lainnya.
7)      Perusahaan perlu menerapkan etika bisnis dalam menjalankan usahanya, untuk mencegah agar perusahaan (yang diwakili para pimpinannya) tidak memperoleh sanksi hukum karena telah menjalankan bisnis secara tidak etis.
Beberapa alasan diatas dapat mewakilkan banyak perusahaan yang masih menerapkan etika didalam perusahaan bisnisnya karena selain menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang etis dan bermoral alasan lainnya adalah agar perusahaan tidak menelan kerugian dan mendapatkan pelanggaran-pelanggaran karena tidak menjalankan bisnis secara etis dan melanggar hak-hak pekerja oleh pemberi pekerja. Sehingga alasan-alasan tersebut dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada perusahaan-perusahaan bisnis lainnya yang belum menerapkan etika didalam perusahaan bisnisnya.

11.  Sanksi Pelanggaran Yang Akan Diterima Jika Perusahaan Tidak Menerapkan Etika Didalam Bisnisnya
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih keuntungan, yang sebagaimana terdapat dalam Pasal 22 yang berbunyi “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”. Pasal ini menjelaskan tentang Tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang, atau untuk menyediakan jasa. Dan unsur dari bersekongkol itu sendiri adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih, secara terang-terangan maupun diam-diam melakukan tindakan penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya, membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan, menciptakan persaingan semu, menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya persekongkolan, tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta tender tertentu, pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender atau pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada pelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum. Hal diatas adalah pelanggaran yang akan diterima kepada perusahaan yang tidak menerapkan etika didalam bisnisnya karena memiliki unsur kecurangan. Hal lain yang menjadikan pelanggaran terhadap perusahaan yang tidak menerapkan etika didalam bisnisnya adalah pegawai perusahaan yang melakukan pelanggaran Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengenaan sanksi atas bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh Komisaris dan Direksi, berpedoman pada anggaran dasar perusahaan dan keputusan RUPS. Sedangkan pengenaan sanksi terhadap pegawai perusahaan dilakukan sesuai dengan kesepakatan dalam Peraturan Disiplin Pegawai (PDP) maupun aturan kepegawaian yang berlaku. Pelaporan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai tanpa disertai dengan bukti-bukti pelanggaran dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  Dari contoh pelanggaran diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang menjadikan perusahaan untuk menerapkan etika di dalam bisnisnya bukanlah dari perusahaan itu sendiri melainkan adanya kejujuran dari para pegawai yang bekerja di perusahaan tersebut sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang damai serta menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang menerapkan etika didalam bisnisnya.

12.  Etika Bisnis di Indonesia
Di Indonesia, etika bisnis merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus baru. Sebagai sesuatu yang bukan baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan hadirnya bisnis dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama dengan usia bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
 Dalam memproduksi sesuatu kemudian memasarkannya, masyarakat Indonesia tempo dulu juga telah berpatok pada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi. Namun dengan ciri khas masyarakat Indonesia yang cinta damai, maka masyarakat Indonesia termotivasi untuk menghindari konflik-konflik kepentingan termasuk dalam dunia bisnis.
Secara normatif, etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus semenjak diberlakukannya UUD 1945, khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan dari pasal 33 UUD 45 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa pembangunan ekonomi negara RI semata-mata demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang merupakan subyek atau pemilik negeri ini. Jadi pembangunan ekonomi Indonesia sama sekali tidak diperuntukkan bagi segelintir orang untuk memperkaya diri atau untuk kelompok orang tertentu saja yang kebetulan tengah berposisi strategis melainkan demi seluruh rakyat Indonesia. Dua hal penting yang menjadi hambatan bagi perkembangan etika bisnis di Indonesia adalah budaya masyarakat Indonesia dan kondisi sosial-politik di Indonesia.

Contoh Kasus Etika Bisnis di Bidang Peternakan
Usaha peternakan ayam negeri atau broiler mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena tingginya permintaan masyarakat akan daging. Usaha peternakan ayam ini juga memberikan keuntungan yang tinggi dan bisa menjadi sumber pendapatan bagi peternak ayam broiler tersebut. Akan tetapi, peternak dalam menjalankan usahanya masih mengabaikan prinsip-prinsip etika bisnis.
Akhir-akhir ini usaha peternakan ayam dituding sebagai usaha yang ikut mencemari lingkungan. banyaknya peternakan ayam yang berada di lingkungan masyarakat dirasakan mulai mengganggu oleh warga terutama peternakan ayam yang lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk. Masyarakat banyak mengeluhkan dampak buruk dari kegiatan usaha peternakan ayam karena masih banyak peternak yang mengabaikan penanganan limbah dari usahanya.
Limbah peternakan yang berupa feses (kotoran ayam), dan sisa pakan serta air dari pembersihan ternak dan kandang menimbulkan pencemaran lingkungan masyarakat di sekitar lokasi peternakan tersebut. Selain itu timbulnya banyak lalat yang dikarenakan kurang bersih dan dirawatnya kandang, masyarakat takut lalat tersebut nantinya membawa penyakit. Dan satu lagi dari peternakan ayam negeri masyarakat mengkhawatirkan virus flu burung Avian Infuenza (H5N1) yang pada saat tahun 2008 lagi sedang gempar-gemparnya. Oleh karena itu, peternak ayam negeri atau broiler harus memiliki etika bisnis yang baik bukan hanya mencari keuntungan semata namun juga harus menciptakan lingkungan yang sehat di sekitar peternakan.
Dengan cara pengelolaan limbah yang baik misalkan dijadikan pupuk untuk tanaman atau untuk pakan ikan lele, menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan penyemprotan kandang disinfetan secara berkala agar tidak timbul banyak lalat & penyakit.
Dari contoh kasus diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, jika saja peternakan tersebut menerapkan etika bisnis dengan baik, maka akan mendatangkan manfaat dari penerapan etika bisnis :
1)      Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
2)      Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
3)      Citra perusahaan di mata konsumen baik.
4)      Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan.
5)      Meningkatkan motivasi pekerja.
6)      Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan.
7)      Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.















BAB III

A.    Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya  informasi  saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini  tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.

B.     Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Makalah Etika Bisnis. http://erikatzain. files.wordpress. com/ 2013/ 04 /makalah-etika-bisnis.pdf. diakses pada tanggal 26 November 2014.
Anonim. 2011. Makalah Etika Bisnis, http://antilicious.wordpress.com/ 2011/11/24/ makalah-etika-bisnis/. Diakses pada tanggal 26 November 2014.
Anonim. 2013. Etika dalam Bisnis.http://rizkiafandi.blogspot.com/2013/10/etika-dalam-bisnis-tugas-1.html. diakses pada tanggal 26 November 2014.
Anonim. 2012. Tanggung Jawab Sosial. http://yohanesanez. wordpress.com /2012/10/ 15/tanggung-jawab-sosial-tugas-2/. Diakses pada tanggal 26 November 2014.
Anonim.2012. Pelanggaran Etika Bisnis.  http://anikmugirahayu. blogspot.com /2012/06/pelanggaran-etika-bisnis.html. diakses pada tanggal 26 November 2014.
Anonim.2011. Pandangan Etika Terhadap Praktek Bisnis. http://henritapangestuti. blogspot.com/2011/12/pandangan-etika-terhadap-praktek bisnis.html. diakses pada tanggal 26 November 2014.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/01/peranan-etika-dalam-bisnis
http://arieedwi.blogspot.com/2012/05/etika-dalam-bisnis.html 
http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2729:etika-bisnis-berpengaruh-dalam-berwirausaha-edit-mar&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69
http://adheirma309.blogspot.co.id/2014/12/makalah-etika-bisnis.html

Rabu, 15 Oktober 2014

Mengapa Produsen Membuat Segmentasi

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmah, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mengapa Produsen Membuat Segmentasi” yang merupakan salah satu tugas pertama dari mata kuliah Perilaku Konsumen.
Dalam tugas makalah ini mendifinisikan tulisan, latar belakang, tujuan, manfaat bagi pembaca, membuat kesimpulan, dan saran dalam makalah. Serta disusun berdasarkan dengan materi-materi yang ada dan berdasarkan kejadian serta aktifitas masyarakat Indonesia pada setiap harinya. Materi-materinya dibuat sedemikian ringkas agar bertujuan pembaca nantinya bisa lebih cepat memahami makna dari sebuah perhatian dari negara Indonesia.
Penulis menyadari bahawa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangannya. Dan penulis pun berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi semua, dan akhir kata penulis berharap bahwa yang akhirnya nanti makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membacanya.



Jakarta, 30 September 2014


     Penulis





PEMBAHASAN
            Pada kali ini penulis membahas materi tentang “Mengapa produsen membuat segmentasi”. Menurut Nugroho J. Setiadi, SE., MM. “Sementasi adalah proses menempatkan konsumen dalam sub kelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan”. Sedangkan menurut Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.


ISI
Setiap harinya kebutuhan manusia akan barang dan jasa pada dasarnya berbeda-beda, serta mempunyai variasi yang berbeda-beda pula setiap harinya. Maka dari itu setiap produsen memiliki cara tersendiri untuk memuaskan para kebutuhan konsumen sehari-hari, dan dari sinilah setiap produsen mengelompokkan setiap produk yang akan dipasarkan nantinya dan ini yang dimaksud dengan segmentasi. “Segmentasi adalah proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen ke dalam potensial customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya”. (Renald Kasali, 2003 : 56).
Setiap pembelian yang dilakukan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari akan dipengaruhi akan beberapa faktor diantaranya yaitu variabel internal (persepsi, sikap, kepribadian, gaya hidup) dan variabel eksternal (situasi, budaya, kelompok, rujukan, dan lain-lain). Dengan adanya pemahaman variabel tersebut, maka diharapkan pemasaran dapat menggunakan variabel dengan mengembangkan strategi pemasaran. Dengan membuat strategi segmentasi maka secara otomatis telah hal yang paling penting dalam memahami perilaku konsumen, sehingga memungkinkan untuk menentukan pasar sasaran dan memposisikan produk dengan proses komunikasi yang baik kepada konsumen.
Dalam segmentasi pasar terdapat konsep segmentasi yang biasa digunakan oleh pasar. Dalam konsep ini pasar biasa menggunakan strategi STP yang mana biasa digunakan untuk memahami perilaku konsumen dalam kebutuhan sehari-hari. Dalam pemasaran strategi merupakan hal yang paling dalam mnentukan langkah pertama yang harus dilakukan dalam perumusan strategic marketing. Karena itu pentingnya peran strategi, perumusannya dilakukan pada level strategic business unit (SBU) dari sebuah perusahaan. Strategi ini dalam Legacy Marketing terdiri dari tiga elemen, yaitu Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP). Dalam ketiga point tersebut dalam menentukan strategi segmetasi tidak ada yang boleh terlewati sedikit pun agar pada hasil akhirnya nanti pun sesuai dengan harapan yang diinginkan pemasar. Adapun beberapa tahapan segmentasi menurut (Kotler , 2003), yaitu :
1.      Survey Stage
Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku mahasiswa Program Magister Manajemen (MM) . Dengan adanya gambaran awal tentang preferensi konsumen peneliti dapat menggali lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner.
2.      Analysis Stage
Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.
3.      Profiling Stage
Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau nilai yang diharapkan dari sebuah program MM, kemudian masing-masing cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol (Fanggidae, 2006).
Setelah mengetahui tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam strategi segmentasi pasar, lalu menerapkan dengan cara langkah-langkah dalam proses segmentasi pasar sebagai berikut :
·         Menentukan batas pasar.
·         Memutuskan variabel segmentasi yang akan digunakan.
·         Mengumpulkan dan menganalisis data segmentasi.
·         Mengembangkan profil tiap-tiap segmen.
·         Mendidik segmen-segmen yang dilayani.
·         Merancang rencana pemasaran.
Segmentasi biasa disebut sebagai mapping strategy, karena di sini kita melakukan pemetaan pasar. Pemetaan ini merupakan proses yang kreatif, karena pasarnya sebenarnya sama, namun cara pandang kita terhadap pasar itulah yang membedakan kita dengan pesaing.

\
Tahapan menentukan pasar sasaran adalah sebagai berikut :
Adapaun model STP yang dibentuk sbb : Flowchart: Predefined Process: Product PositioningFlowchart: Predefined Process: Market TargetingFlowchart: Predefined Process: Market Segmentation

1.    Mengidentifikasi konsep positioning yang tepat untuk masing-masing segmen.
2.    Memilih, mengembangkan dan mengkonsumsikan konsep posotioning yang dipilih.
 

1.    Mengevaluasi daya tarik dari masing-masing segmen.
2.    Memilih segmen sasaran.
 

1.    Mengidentifikasi Variabel-variabel segmentasi (demografi, behavior, dll).
2.    Mengembangkan profil dari segmen yang dihasilkan
 
                                                                                                                 

                                                                                                              





Ada beberapa wilayah geografi ini atau beroperasi di semua wilayah tetapi lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan yang dijumpai, salah satunya ialah Varibel Demografis. Dalam segementasi demografis membagi menjadi beberapa kelompok pasar berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, dauh kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, pendidikan, dan kebangsaan. Pada segmentasi demografis ini merupakan segmentasi yang paling banyak digunakan dalam pemasaran karena pada variabel demografi lebih mudah diukur daripada variabel lainnya, berikut adalah keterangan dari variabel tersebut :
a.       Umur dan tahap daur ulang.
Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah-ubah sesuai dengan pertumbuhan usia setiap manusia.
b.      Jenis Kelamin.
Jenis segmentasi ini menjadi pasar kelompok yang berbeda berdasarkan pada jenis kelamin
c.       Pendapatan.
Segmentasi pendapatan membagi pasar menjadi kelompok pendapatan yang berbeda.
d.      Multivariasi.
Segmentasi demografi multivariasi adalah segmentasi pasar dengan menggabungkan dua atau lebih variabel demografi.
Variable Psikografi
            Segmentasi psikografi membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian.
a.       Kelas sosial
Menunjukan bahwa kelas sosial mempunyai pengaruh kuat pada pemilihan dalam mobil, pakaian, parabot rumah tangga, kebiasaan membaca, dan pedagang pengecer.
b.      Gaya hidup
Minat manusia dalam berbagai barang dipengaruhi oleh gaya hidupnya dan barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut.
c.       Kepribadian
Pemasar juga mempergunakan variable kepribadian untuk segmentasi pasar, memberikan kepribadian produk mereka yang berkaitan dengan kepribadian konsumen.
Variabel tingkah laku
            Segmentasi tingkah laku mengelompokan pembeli berdasarkan pada pengetahuan sikap, penggunaan atau reaksi mereka pada suatu produk.
a.       Kesempatan
Pembeli dapat di kelompokan menurut kesempatan ketika mereka mendapat ide untuk membeli, bebenar-benar membeli atau menggunakan barang yang dibeli.
b.      Manfaat yang dicari
Membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat yang di cari konsumen dari produk.
c.       Tingkat pemakaian
Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah, dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya presentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan presentase yang tinggi dari seluruh pemilihan.
d.      Status loyalitas
Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal mereka selalu membeli satu macam merek.
            Disamping itu , ada cara segmentasi yang lain yaitu dengan menggunakan perilaku konsumen yang telah menggunakan produk. Pemasar dapat mengidentifikasi konsumen berdasarkan prilaku konsumen seperti:
a.       Merek yang digunakan
b.      Loyalitas merek
c.       Pengguna katagori produk
d.      Tingkat penggunaan
Contoh produk segmentasi demografi pada variabel jenis kelamin misalnya dahulu sabun muka bermerek pons hanya di gunakan oleh kaum wanita saja , namun pada saat ini banyak produsen membuat sabun muka untuk wanita dan pria. Sebuah merek yang di buat khusus untuk membersih wajah agar lebih terlihat bersih dan bersinar.





KESIMPULAN
Kenapa produsen melakukan segmentasi pasar, supaya mengetahui di mana nantinya barang yang mereka sudah produksi mampu diterima masyarakat banyak,dan mampu menembus pasar konsumen,sehingga pembagian segmen-segmen tersebut perlu supaya nantinya sebelum produk atau barang yang dihasilkan diluncurkan produsen sudah mengetahui produk nya akan melalui segmen-segmen mana yg sudah diatur pembagian serta tingkatan-tingkatan pemasaran yang akan dilakukan produsen dan juga mensegmentasikan pasar konsumen berdasarkan yang disebutkan diatas berdasarkan Survey Stage, Analysis Stage, maupun Profiling Stage tidak mungkin nantinya kalau barang sudah dipasarkan produsen tidak mengetahui barang mereka nantinya akan dipasarkan kemana dan barang mereka tidak laku oleh karna tidak melakukan segmentasi pasar tanpa melalui prosedur dan segmentasi yang jelas dan terukur, maka dari itu segmentasi pasar berguna bagi produsen untuk membagi segmen-segmen tersebut 













DAFTAR PUSTAKA


Selasa, 15 April 2014

aku bangga menjadi anak indonesia

Saya bangga menjadi anak Indonesia adalah karena Indonesia Negara yang begitu kaya, kaya akan budaya,suku,bahasa,dan agama. Walau Indonesia masih kurang berprestasi dalam bidang olahraga namun dukungan saya terhadap atlet-atlet Indonesia tak akan berkurang.
Indonesia memiliki begitu banyak sumber daya alam (SDA) yang membuat saya semakin bangga menjadi anak Indonesia, akan tetapi pemanfaatan SDA yang kurang yang membuat Indonesia belum menjadi sebuah Negara yang maju.
Walau tak banyak yang saya bisa buat untuk membangun Indonesia tapi saya berdo’a agar Indonesia menjadi semakin maju dan tak kalah dari Negara-negara yang lainnya. Indonesia memiliki ribuan pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke , karena hal itu Indonesia memiliki ribuan kebudayaan , ribuan bahasa, ribuan adat istiadat, dan ribuan suku-suku di Indonesia, semakin bangga saja saya menjadi seoeang anak yang terlahir dan tinggal di Indonesia.
Salah satu usaha kita sebagai pelajar untuk  membagun negeri ini adlah dengan belajar dengan sungguh-sungguh. Indonesia adalah Negara maritim tebesar di dunia , Indonesia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar  di dunia yang hidup rukun dan damai, kalau melihat itu semua 
pantas saya bangga menjadi anak Indonesia. tertanam di hati saya sebagai anak Indonesia dan saya bangga dengan semboyan itu karena walaupun kita berbeda tetapi kita tetap satu.
Seharusnya kita lebih siap untuk membangun dan memba
Kemiskinan yang semakin bertambah di Indonesia memang sangat memprihatikan , seharusnya pemerintah lebih jeli dengan kejadian ini. Namun begini lah Negara kita, negara yang begitu kita cintai.
Saatnya kita  memandang ke depan, dan tumbuhkan rasa semanagat kebersamaan untuk membangun Indonesia menuju kejayaan.
Bhineka tunggal ika adalah semboyan Indonesia yang selaluwa nama Indonesia menjadi lebih baik lagi. Semoga impian itu menjadi terwujud untuk Indonesia.
Keaneka ragaman flora dan fauna di Indonesia menjadikan Indonesia negara yang kaya , tak hanya itu Indonesia juga memliki beribu tempat menakjubkan di seluruh Indonesia yang menjadi daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia, hal ini pula yang menyebabkan ke elokan dank e asrian bumi Indonesia jarang ditemukan dinegara lain.
Kekayaan alam Indonesia sangatlah di akui dunia. Baik kekayaan bahan tambang , hasil laut hingga hutan Indonesia sangat lah kaya. Eman, batu bara, minyak, gas,alam adalah beberapa contoh hasil tambang yang di tawarkan Indonesia.
Aneka jenis ikan , rumput laut  hingga mutiara banyak dijumpai di perlautan Indonesia. Rotan , jati , beras, tembakau , hingga kelapa sawit menjadi produk  unggulan agribisnis Indonesia .
Untuk itu saya merasa beruntung menjadi bagian dari alam Indonesia yang sangnatlah indah ini, meski banyak konflik politik dan ekonomi  yang buruk di Indonesia saya tetap bangga menjadi anak Indonesia.

kembalikan indonesiaku ke indonesia

MANA INDONESIAKU YANG DULU?????
Waktu saya sekolah  dulu, Ibu guru selalu bilang Indonesia negeri nan elok. Yang berada pada posisi silang yang stretegis dengan dua musim yang selalu bersahabat, tidak ekstrim seperti di belahan bumi lainnya dimana penduduknya harus berjuang melawan dingin saat salju turun ataupun kekeringan dihamparan gurun nan gersang. Indonesia bagai hamparan mutiara di Katulistiwa, laksana Ratna Mutu Manikam, potongan surga yang jatuh dari langit dan berbagai sanjungan lainnya yang membuat bangga menjadi bagian dari anak negeri ini (waktu itu). Negeri yang indah, hawa yang sejuk, kekayaan alam yang melimpah, maka nikmat Tuhan yang mana yang akan kita ingkari, kita dilimpahi sedemikian banyak anugrah.
Rasa bangga sebagai orang Indonesia mulai pudar kini seiring dengan dinobatkannya negara ini sebagai negara ter-korup, penduduknya banyak yang miskin, aneka ragam hayati dan sumber pangan terbaik didunia yang ada di negeri ini tak mampu menanggulangi gizi buruk yang melanda generasi penerus bangsa. Kira-kira apa yang salah dengan Indonesia(ku) ? Rasa bangga juga nyaris pupus dengan maraknya praktek Illegal Logging yang mencuri keteduhan bumi persadaku. Kebobrokan Birokrasi, hilangnya budaya malu, hutang yang menumpuk, apa lagi yang bisa dibanggakan dari negeri ini?
Kembalikan Indonesiaku ke Indonesia , kembalikan rasa banggaku sebagai anak bangsa Indonesia, bangkitlah Indonesia(ku). Bangkitlah dari keterpurukan ini, berhentilah berteriak mulailah bertindak. Mulai dengan tekat untuk melawan kesewenangwenagan, tekat untuk keluar dari keterpurukan, keluar dari kemiskinan, malu kalau harus meminta-meminta, malu kalau harus berhutang. Hentikan tekanan dari pelaku ekonomi dunia yang menakuti dengan ancaman harga minyak dunia. Kita tak seharusnya tertekan kalau mampu mengelola kekayaan yang kita miliki. Jadi… Bangkitlah…dalam arti yang sesungguhnya.
Kita generasi muda harus selalu semangat mengembalikan Indonesia kita , kemasa depan yang lebih cerah , kita tidak bias membiarkan hal-hal yang menerpurukkan bangsa Indonesia , hapus semua kata-kata korupsi , kembalikan ke hijauan Indonesia , kembalikan indonesiaku yang dulu.

lagu daerah jambi

1. Lagu daerah dari Kota Jambi
Salah satu lagu yang berasal dari Kota Jambi adalah lagu orang kayo hitam, lagu ini diciptakan oleh H.Firdaus Chatab dan merupakan salah satu lagu yang dianggap monumental menjelang tahun 1960 an.  Berikut ini adalah lirik dari lagu daerah jambi “rang kayo hitam“
Orang kayo hitam, gagah perkaso 
Namonyo agung dimano – mano 
Sampai mataram orang kenali 
Pusako bundo dibatang hari 
Ayah bernamo datuk berhalo 
Turunan suci asal bagindo 
Putri pinang masak namo ibunyo 
Dari pagaruyung negri asalnyo
Reff.
Sutooo……
Orang kayo hitam agung dimano – mano
Keris si ginjai senjato yang utamo
Rangkaio pingai dulur yang tuo
Yang bijaksana mimpin negeri
Ke dataran lamo dulur yang mudo
Gunung balangsebo diuji kenari
Mayang mengurai istri setia
Anak tumenggung merah melato
Meriam sejiwa penjelmaannyo
sutoooo…

2. Lagu daerah dari kabupaten Muarojambi
Lagu putri Muarojambi merupakan lagu daerah jambi yang berasal dari kabupaten Muarojambi, lagu ini diciptakan oleh Heri Yusdi dimana dalam lagu ini menceritakan tentang perjalanan seorang putri dari Muarojambi, berikut adalah lirik lagu tersebut.
Bermulo dirawa golak, hanyut perahu ke batang hari
Tanggo batu ado dijambi, adonyo dimuaro jambi
Tanah cinto kepado putri, iko lagu sejarah muaro jambi
Reff.
Hooooo….
Marilah kito ke muaro jambi, menenggok orang menuai padi
Sakitlah badan dak teraso lagi, gara – gara bejalan kaki
Bujang gadis menyagil kami, tuo mudo senang bernyanyi
Lagu kami daerah jambi, aslinyo dari muaro jambi

3. Lagu daerah dari Batanghari
Lagu Batanghari merupakan lagu andalan Jambi dan juga menjadi salah satu ikon yang menyakinkan Indonesia bahwa Jambi memang layak disebut negeri pantun, karena lagu ini jika liriknya didengar memang adalah sebuah pantun. Berikut ini adalah lirik dari lagu daerah Batanghari :
Batanghari aeknyolah tenang
Biak tenang deraslah ketepi
Anaklahnyo jambi jangan lah dikenang
Siang tebayang bamimpi malamlah bamimpi 2x
Jalanlah jalan ke tanjung jabung
Singgah sebentar di penyaguan
Oy rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggo
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggo
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Pegi besantai ke tanggo rajo
Nampaklah jelas jambi seberang
Maulah ku pinang dek oy opolah kan dayo
Sudah nasib orang diambeklah orang
Maulah ku pinang dek oy opolah kan dayo
Sudah nasib orang diambeklah orang
Batanghari kebanggan jambi
Sungai terpanjang sebatas negeri
Pojoklah hati dek oy bawaklah menari
Mari berjoget lagu sibatang hari 2x

4. Lagu daerah Jambi dari kabupaten Sarolangun
Lagu ini merupakan salah satu lagu yang berasal dari daerah kabupaten Sarolangun. Lagu ini di ciptakan oleh Radinal serta dinyanyikan oleh Radinal sendiri. Lagu ini merupakan produksi dari utama record pada tahun 2005 dimana dalam lagu ini menceritakan tentang keindahan  kabupaten Sarolangun, berikut adalah lirik dari lagu daerah “sarolangun”.
Elok nian dipandang mato
Bilo malam akan tibo 2x
Bercahayo dimano – mano
Sarolangun dimalam hari 2x
*Sepucuk adat terumpun pasko
Namo lambang kabupatennyo 2x
Teranglah lampu disano – sini
Pembangunannyo merato kini 2x
Reff.
Gagah nian kabupaten sarolangun
Elok kotanyo menarik hati 2x
Karena pembangunan pemerintahanyo
Bersatu padu memacu negeri 2x
Wahai kanti nan mudo – mudo
Ayolah kito besamo – samo 2x
Hendaklah dijago keindahannyo
Supayo jayo sepanjang maso 2x…
back to reff…Dan kembali ke*
5. Lagu daerah Jambi dari kabupaten Merangin
Lagu daerah dagang manumpang ( cik minah ) merupakan salah satu lagu daerah Jambi yang berasal dari kabupaten Merangin, lagu ini pernah dinyanyikan oleh  Aty Yusria dan juga M.hazayen. Berikut ini adalah lirik lagu dagang manumpang ( cik minah ) tersebut.
Cik minah tekuluk putih
Pegi merancak darat pelayang
Tanjung putus pulaulah beralih sayang bang oi
Dusun merindang berajo hilang   
Ikan sepat ikan tenggiri
Anaklah udang dibawah daun
Idak dapat rambut yang keriting sayang bang oi
Bila menggadih sepuluh tahun
Bahumo danau ketapang
Tanamlah padi sakiding duo
Sakit nian daganglah manumpang sayang bang oi
Aeklah keruh dimunum jugo

Senin, 03 Maret 2014

TOKOH WAYANG KULIT NAKULA

NAKULA

Nakula adalah saudara keempat dari Para Pandawa. Ia adalah putera dari Dewi Madri,yaitu kakak ipar Dewi Kunti. Nakula memiliki saudara kembar yaitu Sadewa yang merupakan saudara terakhir para Pandawa. Nakula dikisahkan sebagai putera dari Dewa Aswin,yaitu Dewa Tabib  Kembar.

Dalam kitab Mahabharata, Nakula adalah ksatria yang sangat tampan dan sangat elok parasnya. Dan Menurut Dropadi, Nakula adalah suami yang paling tampan di dunia. Namun dengan hal itu, Nakula memiliki sifat yang buruk yaitu membanggakan ketampanannya. Dan itu diungkapkan oleh kakak pertamanya, Yudistira dalam kitabPrasthanikaparwa.

Nakula dalam bahasa Sansekerta merujuk kepada warna Ichneumon, yaitu sejenis tikus atau binatang pengerat dari Mesir. Nakula juga memiliki arti “cerpelai” atau bisa diartikan “tikus benggala”. Nakula juga merupakan nama lain dari Dewa Siwa.

Dalam wiracarita Mahabharata, dikisahkan bahwa Nakula dan Sadewa memiliki kemampuan istimewa dalam merawat kuda dan sapi. Nakula adalah orang yang sangat menghibur hati,teliti dalam menjalankan tugasnya, dan dia memiliki kemahiran dalam memainkan senjata pedang.

Dalam Pewayangan Jawa, Nakula yang disebut juga denga Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat), dia pandai menunggang kuda dan memainkan senjata panah dan lembing. Ia juga tidak akan  pernah lupa dengan segala hal yang diketahuinya, karena ia memiliki Aji Pranawajati, pemberian Ditya Sapujagad, yaitu Senapati Negara Mretani. Nakula juga memiliki cupu yang berisi “banyu Pangarupan” atau “air kehidupan” pemberian Bathara Indra. Nakula memiliki watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan bisa menyimpan rahasia. Dia tinggal doi kesatrian Sawojajar, wilayah Negara Amarta.

Nakula memiliki dua orang istri yaitu Dewi Sayati, Puteri Prabu Kridakirata, raja Negara Awuawulangit, dan Dewi Srengganawatiputeri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu (Badawanangala dikenal sebagai raja Negara Gisiksamodra alias Ekapratala). Dari Dewi Sayati dia memperoleh dua putera yaitu Bambang Pramusinta dan Dewi Pramuwati. Dan dari Dewi Srengganawati, memperoleh seorang puteri bernama Dewi Sritanjung, dan dari perkawinan itu Nakula mendapatkan anugerah cupu pusaka yang berisi air kehidupan yaitu Tirtamanik.

Dalam cerita Mahabharata dikisahkan pada saat Pandawa mengalami pengasingan di hutan, keempat Pandawa yaitu Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa meninggal karena meminum air beracun dari sebuah danau. Kemudian datang sesosok roh gaib yang memberi kesempatan kepada Yudistira untuk memilih salah satu dari keempat saudaranya untuk dihidupkan kembali, Yudistira memilih Nakula untuk dihidupkan kembali. Karena Nakula adalah putera Madri dan Yudistira yang merupakan putera Kunti ingin bersikap adil  terhadap kedua ibunya. Nakula juga turut serta dalam pertempuran hebat di Kurukshetra (Baratayuda), dan pertempuran tersebut dimenangkanoleh pihak Pandawa. Setelah perang Bharatayuddha, Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi Madri.

Dalam Kitab Prasthanikaparwa (kitab ke-17 dari Astadasaparwa Mahabharata), diceritakan bahwa Nakula meninggal dalam perjalanan ke puncak gunung Himalaya bersama para Pandawa yang lainnya dan juga Istri mereka Dropadi. Namun sebelumnya, Dropadi terlebih dulu meninggal dan disusul saudara kembar Nakula yaitu Sadewa. Saat Nakula terjerembab ke dalam tanah, Bima bertanya kepada Yudistira “Kakakku,adik kita ini sangat rajin dan penurut, ia juga tampan dan tidak ada yang menandinginya. Mengapa ia meninggal sampai disini?”. Kemudian Yudistira menjawab “ memang benar bahwa ia sangat rajin dan senang menjalankan perintah kita. Namun ketahuilah, bahwa Nakula sangat membanggakan ketampanan yang dimilikinya. Karena sikapnya tersebut, ia hanya hidup sampai disini”. Setelah mendengar jawaban Yudistira, ketiga Pandawa yaitu, Arjuna, Bima dan Yudistira melanjutkan perjalannya. Arwah Nakula mencapai kedamaian di Surga.